Kamis, 17 November 2016

Waspadalah, Polusi Paling Berbahaya di Traffic Light


Duduk di dalam kendaraan di tengah kemacetan membuat darah orang yang paling tenang sekalipun bisa mendidih. Hasil penelitian terbaru bahkan menunjukkan kemacetan sangat buruk buat kesehatan, lebih parah daripada yang diklaim sebelumnya.

Berhenti di persimpangan ketika lampu lalu lintas berwarna merah bisa memperparah masalah kesehatan karena membuat orang semakin terpapar polusi dari asap kendaraan. Kadar polusi di dalam mobil mencapai 40 persen saat kondisi macet panjang dan di persimpangan yang padat.

Bahaya pada mereka yang berada di luar kendaraan atau di pinggir jalan lebih besar lagi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan polusi udara di luar ruangan sama berbahayanya seperti asap rokok.

Polusi udara itu diperkirakan bisa membunuh 6,5 juta orang di muka bumi pada 2050 atau dua kali lipat dari angka yang dilansir sekarang. Secara global, polusi udara telah membunuh 3,3 juta orang, terutama di Asia.

Penyebab polusi atau polutan biasanya menyerang paru-paru manusia dan menyebabkan penyakit seperti kanker paru-paru dan jantung. Emisi hasil antrean kendaraan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyebar, terutama di daerah padat. Emisi itu lalu berkumpul di sekitar lampu merah, pusat polusi bagi para pejalan kaki dan pengguna kendaraan.

Namun yang paling menderita akibat emisi itu adalah mereka yang berada di dalam mobil, terutama yang membiarkan jendela terbuka. Partikel polutan terhirup sampai jauh ke dalam paru-paru dan juga bisa terperangkap di hidung, mulut, atau tenggorokan. Dari sana partikel tersebut diserap oleh darah dan menyebabkan dampak negatif pada tubuh.

Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak polusi tersebut. Pertama, tutuplah jendela mobil dan menutup ventilasi dari luar yang terdapat pada dashbor. Pengemudi juga bisa menjaga jarak dengan mobil di depannya sehingga asap dari knalpot mobil depan punya ruang untuk menyebar ke udara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar