Selasa, 18 Oktober 2016

Ritsleting, Resleting, atau Apa?


Orang Indonesia menyebutnya "resleting". Alat penutup pakaian atau tas berupa deretan gerigi yang terbuat dari logam atau plastik ini, populer juga dengan "zipper". Ternyata yang baku adalah ritsleting. Namun penulisan "resleting" lebih sering digunakan.

Dalam sebuah jajak pendapat melalui Twitter, lebih banyak yang memilih "resleting" untuk menyebut penemuan ratusan tahun lalu tersebut. Kemungkinannya karena tiga deret huruf konsonan (-tsl-) sulit dilafalkan sehingga terasa lebih mudah mengabaikan huruf "t" pertama dalam kata "ritsleting".

Kata yang digunakan dalam bahasa Indonesia ini diserap dari bahasa Belanda ritssluiting (Jones,2008,hlm.267) dan baru 'dibakukan' sebagai kosakata bahasa Indonesia pada KBBI IV (Pusat Bahasa,2008,hlm.1178). Itu sebabnya kata ini tidak ditemukan pada KBBI Daring yang datanya bersumber dari KBBI III.

Salah satu komponen penting dalam tata busana ini memang punya banyak nama. Penemunya orang Amerika bernama Elias Howe, juga penemu mesin jahit. Ia memegang patennya sejak 1851. Blog perpustakaan Smithsonian asal Amerika Serikat mencatat, nama asli dalam paten itu "Automatic Continuous Clothing Closure".

Pada 1893, saat penemu lainnya, Whitcomb Judson, mematenkan produk serupa ritsleting dengan nama "Clasp Locker".

Nama 'zipper' baru populer pada 1920-an, adalah B.F.Goodrich Company yang menggunakan nama itu sebagai nama sepatu kulit produknya. Lalu istilah inipun populer menjadi sebutan untuk ritsleting di Amerika Serikat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar