IDNtimes.com - Kabar mengejutkan kembali hadir dari perusahaan rintisan ojek online, Go jek. Setelah beberapa waktu lalu ditinggal oleh Vice President of Technology Product-nya si Alamanda Shantika Santoso, kini perusahaan dengan dominasi warna hijau itu kembali ditinggal oleh petinggi yang juga co-founder ny, Michaelangelo Moran.
Melalui postingan di akun facebook pribadinya, pria yang akrab disapa Michael ini mengumumkan pengunduran dirinya.
Dalam statusnya tersebut, Michael mengindikasikan bahwa mundurnya ia dari Go jek ini adalah pilihan yang sulit. Pasalnya, ia dan Nadiem Makarim memang yang merintis Go jek dari nol hingga kini telah menjadi salah satu perusahaan startup yang sukses dan mendapat suntikan dana triliunan rupiah.
Namun sebagaimana dikutip dari kompas.com, Michael yakin jika kepergiannya tak akan mengubah apapun. Ia akan tetap menjadi advisor untuk Go jek dan tak lupa ia berharap mantan perusahaannya itu tetap berkembang di tangan para petinggi dan karyawan.
Mundurnya para founder bak 'wabah', karena minggu lalu pendiri Kaskus pun juga hengkang!
Iya, beberapa minggu sebelum keluarnya Michael dari Go jek, salah satu pendiri Kaskus si Ken Lawadinata pun juga memutuskan untuk hengkang dari perusahaan. Ken seperti dilansir oleh TechInAsia mengungkapkan jika ia sudah tak lagi menjadi bagian dari perusahaan berbasis komunitas online terbesar di Indonesia itu melalui sebuah email kepada para rekanan.
Ken menjelaskan, keluarnya ia dari Kaskus semata-mata dikarenakan ada tawaran dari GDP selaku investor Kaskus untuk membeli saham miliknya dan Andrew dengan harga yang menurutnya cukup baik. Jadi, karena tawaran yang diberikan cukup menarik dan baik maka Ken berpikir tak ada salahnya ia melepaskan Kaskus yang saat ini sudah besar cakupan bisnisnya.
Benarkah bisnis IT terlebih startup di Indonesia tengah goyah, sehingga bikin para petinggi ini hengkang dari perusahaan yang didirikannya?
Tentunya kamu, saya, dan semua orang saat ini tengah bertanya-tanya mengapa banyak para petinggi perusahaan IT yang notabene sudah besar malah memutuskan untuk keluar dari perusahaan yang didirikannya. Apakah benar kalau bisnis IT saat ini justru sedang goyah, meski digadang-gadangkan bakal jadi bisnis yang sangat berkembang ke depannya?
Ken seperti dilansir oleh TechInAsia, membenarkan anggapan tersebut. Menurut pria berkepala botak ini bisnis IT di Indonesia kini tengah berada dalam keadaan semacam bubble.
Pasalnya, menurutnya semua orang membuat valuasi konyol tanpa tanda-tanda keuntungan dalam waktu dekat. Oleh karena itu, Ken lebih memilih untuk 'gantung raket' dahulu dari bisnis IT dan ingin menjajal berinvestasi di bidang lain seperti pertambangan dan komoditas menarik lainnya.
Ken menambahkan jika ia masih enggan berinvestasi di sektor teknologi. Menurutnya paling tidak sampai valuasi dari para startup tersebut menjadi lebih wajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar