Kapan terakhir kali anda membeli album secara fisik? Kaset, CD, DVD atau Blu-Ray? Bagi para pecinta musik, membeli secara online mungkin akan jauh lebih mudah ketimbang membeli album fisik seperti CD atau DVD.
Berbeda dengan Amerika Serikat di mana para musisi sudah ‘menyerah’ menjual musik mereka dalam bentuk CD, di Korea Selatan penjualan album fisik justru masih terbilang kuat. Para pecinta musik K-Pop yang dikenal punya rasa fanatisme tinggi memperlihatkan dukungan mereka salah satunya dengan mengoleksi album dari sang idola.
Dilansir seoulbeats.com, Korea Selatan pernah mencatat angka penjualan album terbanyak diraih oleh Kim Gun-mo, untuk albumnya berjudul Mis-Encounter. Album yang rilis pada 1995 ini laku terjual hingga 3,3 juta keping.
Penjualan album terbesar terakhir diraih oleh grup K-Pop legendaris G.O.D untuk album bertajuk Chapter 4 yang menyentuh angka penjualan 1,7 juta keping. Setelah itu, belum ada lagi penyanyi K-Pop yang meski punya popularitas tinggi namun belum bisa memecahkan penjualan satu juta keping album.
Hingga 12 tahun kemudian, pada 2013 grup debutan S.M Entertainment, EXO, menjadi grup K-Pop era baru yang sukses menjual 1,2 juta untuk full album pertama mereka XOXO. Tidak hanya satu kali, EXO meraih angka penjualan 1 juta keping album untuk dua album lainnya, EXODUS (2015) dan EX’ACT (2016).
Pertanyaan mengapa angka penjualan album fisik K-Pop bisa sangat tinggi di tengah digitalisasi musik pun muncul.
*Fanatisme fandom*
Selain fanatisme fandom yang begitu kuat, memiliki album jadi kebanggaan tersendiri bagi para fans K-Pop. Harga album yang bisa dibilang cukup mahal, sekitar Rp 250-400 ribu tidak menjadi alasan bagi fans untuk tidak membeli album.
Industri K-Pop dan Korean Wave
Industri musik K-Pop di Korea Selatan sendiri punya sistem yang unik sehingga penjualan album fisik bisa tetap stabil. Salah satunya dengan adanya ajang penghargaan musik.
Beberapa ajang penghargaan memasukkan kriteria penjualan album fisik dan digital terbanyak untuk grup atau penyanyi yang masuk dalam kategori tertentu. Tentu untuk memastikan idolanya bisa meraih penghargaan tersebut para fans berlomba-lomba membeli banyak album.
Tidak hanya itu, agensi di Korea Selatan pun punya cara lain agar fans mau membeli album artis mereka. Yaitu dengan menggelar fan meeting yang tiketnya hanya bisa didapat lewat undian. Undian ini bisa diikuti oleh semua fans dengan satu syarat: menyerahkan struk pembelian album. Agar bisa mendapatfan meeting fans biasanya akan membeli banyak album agar kesempatan menang lebih banyak.
Album yang menarik
Packaging album K-Pop juga terbilang berbeda dari album musik kebanyakan. Anda tidak hanya mendapatkan CD saja, namun casing CD dengan beragam bentuk dan ukuran mulai dari buku, plastik beragam bentuk, hingga kaleng. Selain itu fans juga mendapatkan photobook yang menjadi bagian dari album, photocard member grup yang didapat secara acak dan poster.
Agensi pemasaran K-Pop juga bisa dibilang cerdas dalam mempromosikan dan menjual album artis mereka. Album kadang dijual dengan cover member yang berbeda. Idenya adalah agar fans bisa membeli album sesuai dengan member favorit mereka. Terbayang jika para fans punya dua atau tiga member kesayangan, mereka mungkin akan membeli tiga album yang sama dengan cover berbeda.
Ini ditambah dengan photocard yang secara acak didapat. Kadang album dijual dalam beberapa versi dengan CD sama, namun photobook, poster dan photocard nya berbeda. Mereka yang nge-fans berat pasti akan berburu semua versi album demi mendapatkan bonus yang berbeda. Photocard yang dijadikan bonus adalah yang paling dicari. Fans akan melakukan barter atau menjual photocard agar bisa mendapat yang mereka inginkan.
Tidak hanya keunikan packaging, para agensi juga bersaing untuk merilis konsep yang berbeda disetiap album baru artis mereka. SHINee misalnya, grup debutan 2008 ini mengusung tema 90an untuk album mereka 1of1. Konsep ini termasuk merilis album 2 versi dalam bentuk kaset dan CD jadul.
Dengan terus meluasnya Korean Wave ke berbagai belahan dunia, penjualan album fisik musik K-Pop masih mungkin untuk tetap bertahan meski di industri musik lain, kepingan CD sudah tidak berarti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar